Pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan generasi masa depan yang berkualitas. Oleh karena itu, integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan nasional menjadi suatu keharusan agar nilai-nilai moral dan etika dapat ditanamkan secara menyeluruh kepada para siswa.
Menurut Prof. Dr. Arief Rachman, M.Si, “Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan nasional dapat membantu menciptakan generasi yang memiliki kepribadian yang baik, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab.” Hal ini sejalan dengan visi pendidikan nasional yang bertujuan untuk mencetak generasi yang cerdas, berkepribadian baik, dan berakhlak mulia.
Sebagai contoh, dalam Kurikulum 2013 telah terdapat muatan pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa secara holistik, baik di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya.
Namun, tantangan dalam mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan nasional masih banyak. Banyak sekolah yang masih fokus pada aspek akademis semata, sehingga aspek karakter seringkali terabaikan. Hal ini disampaikan oleh Dr. Anies Baswedan, M.P.P., “Pendidikan karakter harus menjadi fokus utama dalam proses pendidikan, bukan hanya sebagai pelengkap.”
Agar integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan nasional dapat berjalan dengan baik, peran semua pihak sangat diperlukan. Mulai dari pemerintah, sekolah, guru, hingga orang tua harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif bagi pembentukan karakter siswa.
Dengan demikian, mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan nasional bukanlah hal yang mudah, namun sangat diperlukan untuk menciptakan generasi masa depan yang unggul secara akademis dan berakhlak mulia. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Ki Hajar Dewantara, “Budi pekerti harus ditanamkan sejak dini agar menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kepribadian setiap individu.”